Stonehenge pernah dianggap sebagai tempat pendaratan extraterrestrial, bahkan beberapa orang mengaku melihat UFO di tempat itu. Situs yang dianggap tempat keramat bagi penganut agama Celtic kuno itu konon dibangun oleh penyihir Merlin, yang memindahkannya secara gaib dari Gunung Killaraus di Irlandia. Ada pula yang percaya bangunan itu adalah buatan setan.
Namun, penemuan sejumlah arkeolog Inggris belum lama ini menunjukkan bangunan misterius yang dinominasikan menjadi tujuh keajaiban dunia baru itu dibangun oleh sekelompok orang yang tinggal di dekat situs tersebut.
Para arkeolog itu menemukan satu kampung yang hanya terdiri atas beberapa rumah kecil dan kemungkinan merupakan tempat tinggal para kuli bangunan yang mendirikan monumen megalitik terbesar di Inggris Selatan itu. Mereka menemukan perkampungan ini ketika tengah mempelajari Stonehenge.
Penggalian di dekat Dataran Salisbury itu menemukan delapan buah rumah, dengan perapian di tengah rumah. Mike Parker Pearson, ilmuwan dari Sheffield University, Inggris, memperkirakan masih ada 25 rumah lainnya yang terpendam setelah menggunakan perlengkapan survei geofisika.
Perumahan kuno itu terletak di sebuah situs yang disebut Dinding Durrington, hampir 3,2 kilometer dari Stonehenge. Di sana juga terdapat versi kayu dari lingkaran batu Stonehenge.
Penghitungan waktu karbon menunjukkan kampung itu berasal dari 2600 sebelum Masehi, hampir bersamaan dengan periode pembangunan Stonehenge. Parker Pearson menyatakan Piramida Giza di Mesir juga dibangun pada masa yang sama.
Namun, sejumlah arkeolog meragukan usia situs itu karena Stonehenge telah beberapa kali direnovasi. Materi arkeologi itu pernah digali dan dipendam lagi dalam berbagai riset, sehingga sulit menentukan kapan konstruksi aslinya dibangun.
Parker Pearson dan tim risetnya yakin adanya kaitan antara desa di Durrington dan Stonehenge. Julian Thomas, arkeolog dari Manchester University, menyatakan, baik Stonehenge maupun Dinding Durrington memiliki jalan raya yang menghubungkan keduanya ke Sungai Avon. Hal ini mengindikasikan adanya pola pergerakan antara kedua situs. "Menunjukkan tempat itu memiliki arti yang amat penting," kata Thomas.
Para ilmuwan memperkirakan Dinding Durrington adalah tempat pemukiman dan Stonehenge adalah kuburan serta semacam tugu peringatan karena di situ ditemukan sisa jenazah yang dibakar.
Arkeolog menduga perkampungan yang cukup besar itu didiami secara musiman, sebagai lokasi pesta ritual dan upacara pemakaman. Mereka percaya Stonehenge dan Durrington membentuk kompleks religius yang dipakai untuk ritual pemakaman. Pada masa itu, kampung itu ada kemungkinan dihuni ratusan orang yang menjadikannya sebagai desa Neolitikum terbesar yang pernah ditemukan di Inggris.
Rumah-rumah kayu yang ditemukan di situs baru itu berbentuk kubus dan setiap sisi panjangnya 5 meter, terbuat dari kayu dan berlantai tanah liat. Bentuk rumah itu hampir identik dengan rumah batu yang dibangun di Skara Brae, Kepulauan Orkney lepas pantai Skotlandia.
Mereka juga menemukan indikasi pola penataan ruang, yaitu kerangka tempat tidur diletakkan sepanjang sisi dinding dan sebuah lemari atau tempat penyimpanan ditaruh di dinding yang berhadapan dengan pintu. "Di bekas rumah, kami menggali kerangka lantai kotak tempat tidur dan lemari pakaian atau lemari makan," ujar Parker Pearson.
Peralatan dari batu, tulang binatang, mata panah, dan artefak lainnya juga ditemukan di desa purba itu. "Inilah situs terkaya yang penuh dengan sampah dari periode itu di Inggris," kata Pearson. "Kami tidak pernah melihat begitu banyak pecah belah, tulang binatang, dan batu api."
Tulang binatang yang ditemukan di rumah itu adalah sisa pesta di pertengahan musim dingin. Orang-orang dari berbagai wilayah mendatangi kampung itu untuk makan besar dan tulang-tulangnya dibuang ke lantai. "Sampahnya bukanlah sampah rumah tangga biasa," ujarnya. "Tidak ada perlengkapan untuk membersihkan kulit binatang dan tak ada bukti pemrosesan hasil panen. Tulang yang masih separuh dimakan sudah dibuang, suatu kebiasaan pesta besar."
Sisa tulang babi yang ditemukan menunjukkan binatang itu baru berusia sembilan bulan ketika disembelih, yang kemungkinan besar menandai dilaksanakannya festival pertengahan musim dingin.
Batu gantung Stonehenge memang diorientasikan menghadap ke arah matahari terbit pertengahan musim panas dan matahari terbenam di pertengahan musim dingin. Sedangkan lingkaran kayu di Dinding Durrington menghadap ke arah sebaliknya, yaitu matahari terbit pertengahan musim dingin dan matahari terbenam musim panas.
Dua dari kelompok rumah itu terpisah dari rumah lainnya dan mungkin merupakan kediaman para pemimpin komunitas itu. Atau, rumah pemujaan yang dipakai untuk mengadakan ritual keagamaan. Di rumah temuan Thomas itu tak banyak dijumpai puing ataupun sampah rumah tangga seperti di rumah lainnya.
Temuan itu menunjukkan Durrington sebagai "tempat bagi orang yang hidup," kata Pearson. Sebaliknya, tak ada orang yang pernah tinggal di lingkaran batu di Stonehenge, makam terbesar di Inggris pada saat itu. Stonehenge diperkirakan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi 250 jenazah yang dikremasi.
(Dari Tempo Online)
Lihat:
- STONEHENGE
28 Oktober 2007
DESA PURBA STONEHENGE
Diposting oleh THE RIOSADJA di 23.55