Di daerah pantai yang terpencil di Peru terdapat salah satu koleksi artifak pre-Columbia yang paling luar biasa yang pernah diketahui oleh manusia, berupa kumpulan batu karang purba berpahatkan "gliptolithic" yang dikenal sebagai “Batu-batu Ica”. Koleksi pribadi ini, dimiliki oleh Dr. Javier Cabrera, terdiri dari kumpulan suatu peradaban yang hilang dan kompleks. Termasuk dalam kumpulan batu-batu tersebut gambar-gambar ukiran transplantasi kedokteran, transfusi darah, manusia dengan dinosaurus, dan teknologi canggih seperti teleskop dan peralatan operasi. Kumpulan tersebut tersusun menurut bidangnya termasuk suku-suku bangsa manusia, binatang-binatang purbakala, benua-benua yang hilang, dan pengetahuan mengenai bencana global. Koleksi Cabrera berjumlah lebih dari 11.000 buah batu.
Jauh di atas Pegunungan Andes, Amerika Selatan, ada sebuah daerah tandus di Peru yang tidak biasa dan juga tidak alami. Dilihat dari udara, daerah ini dengan mudah disalahartikan menjadi lapangan udara yang ditinggalkan. Seseorang telah dengan hati-hati membersihkan dan memahat sekumpulan garis-garis lurus laser yang membentang berkilo-kilometer panjangnya. Sebagian besar dari garis-garis ini hanya cukup lebar untuk disebut sebagai jalan setapak. Daerah-daerah lain membentuk persegi panjang dan trapesium, dengan lebar dan panjang ratusan meter. Sungguh, daerah itu terlihat seolah-olah dibuat untuk mengakomodasi satu armada DC-747, tetapi “landasan terbang” ini berumur ribuan tahun.
Ini hanyalah salah satu dari banyak misteri yang bisa ditemukan di daerah tersebut. Di puncak-puncak gunung di sana, bisa ditemukan sisa-sisa tembok dan bangunan yang utuh. Arsitekturnya semua dibuat dari batu-batu besar – sebagian seberat lokomotif –setiap batu dipahat dengan sangat teliti dan dipindahkan ke puncak-puncak yang tinggi dari tambang yang berjarak kira-kira lima mil. Ketepatan penyelesaian akhir dari setiap batu begitu akurat sehingga tidak dibutuhkan pasir atau semen. Batu-batu tersebut disatukan dengan
begitu erat sehingga bahkan sebuah peniti pun tidak dapat diselipkan di antara mereka.
Pada waktu orang-orang Spanyol datang ke Peru dan menemukan konstruksi ini, mereka bertanya kepada penduduk pribumi apakah mereka yang telah membuat monumen-monumen besar ini. Tetapi penduduk pribumi Peru hanya memiliki legenda mengenai “orang purbakala” yang datang dan pergi, jauh sebelum mereka membentuk desa-desa mereka. Identitas mereka masih merupakan sebuah misteri.
Di daerah ini, tidak sering turun hujan. Di pertengahan tahun 1960an banyak turun hujan. Kekeringan menghilang dengan cepat terisi sampai kapasitas dan sungai-sungai yang biasanya tenang tersapu oleh banjir yang berarus deras. Di sebuah kota kecil di dekat Nazca terletak, sepanjang tepi Sungai Ica yang sempit terkikis, memperlihatkan beberapa ratus batu pahat yang telah terkubur di ruang bawah tanah. Sewaktu air surut, batu-batu pahat tersebut tertinggal di tepi sungai Ica.
Ketika penduduk setempat mulai mengumpulkan batu-batu ini, sebuah ukiran yang berbentuk ikan menarik perhatian Dr. Javier Cabrera, dokter di kota tersebut. Dr. Cabrera mengenali garis bentuk tersebut seperti satu spesies ikan yang telah punah. Rasa keingintahuannya tergugah, dia mencari lebih banyak lagi batu-batu seperti ini. Pada akhirnya, penduduk desa mengetahui bahwa ia tertarik pada benda-benda aneh ini jadi mereka memberinya apa yang sekarang menjadi koleksinya – sesuatu yang Cabrera sebut sebagai “perpustakaan”nya – mengenai teka-teki batuan.
Bebatuan tersebut terdiri dari berbagai ukuran. Ada batu-batu yang kecil yang dapat dengan mudah digenggam dan ada batu-batu karang sebesar anjing. Semua bebatuan tersebut memiliki ukiran yang telah dipahat dengan garis-garis yang tidak terputus-putus yang diukirkan di permukaan batu tersebut. Ukiran tersebut memperlihatkan warna yang lebih terang daripada sapuan berwarna tua yang dikarenakan usia, tetapi alur-alur ukiran tersebut juga memperlihatkan jejak-jejak sapuan ini, menandakan bahwa ukiran tersebut dilakukan di masa purba.
Dr. Cabrera menunjukkan koleksi Bebatuan berukir purbanya yang sangat banyak yang ia sebut “gliptoliths.” Bebatuan tersebut terdiri dari kumpulan yang rumit yang ditinggalkan oleh peradaban purbakala yang hilang termasuk pahatan-pahatan mengenai transplantasi medis dan transfusi darah, manusia dengan dinosaurus, serta teknologi canggih seperti teleskop dan peralatan operasi. Kumpulan tersebut tersusun menurut bidangnya termasuk suku-suku bangsa manusia, binatang-binatang purbakala, benua-benua yang hilang, dan pengetahuan mengenai bencana global.
Doktor tersebut telah menghabiskan tiga puluh tahun terakhir dengan berusaha keras untuk memecahkan misteri batu-batu tersebut. Ia memperoleh batu pertamanya ketika ia diberikan satu sebagai pemberat kertas untuk hari ulang tahunnya. Ia mengingat bahwa ayahnya memiliki sebuah batu ukiran yang aneh yang keluarganya temukan di ladang mereka di tahun 1930an, tetapi telah lama hilang. Sejarah Spanyol purbakala melaporkan bebatuan yang serupa ditemukan di kuburan-kuburan purbakala sebelum zaman penaklukan.
Koleksi Cabrera berjumlah lebih dari 11.000 batu dengan lebih dari 15.000 yang diketahui ada. Tempat persembunyian yang besar tersibak pada waktu sungai Ica meluap ke tepi-tepinya beberapa tahun yang lalu menghancurkan sebuah gunung di dekatnya, dan membuka gua yang tidak diketahui. Seorang petani yang buta huruf mengaku telah menemukan gua tersebut tetapi tidak mau mengungkapkan lokasinya. Berita akan penemuan tersebut menarik perhatian para peneliti, dan mata dunia beralih pada Ica. Selanjutnya, BBC memproduksi film dokumenter mengenai penemuan yang sulit dimengerti tersebut yang menarik perhatian yang luar biasa dari Pemerintah Peru.
Di bawah tekanan untuk mempertahankan hukum yang sudah berabad-abad umurnya di negara tersebut, Pemerintah menahan petani itu karena menjual batu-batuan tersebut. Terancam hukuman penjara selama bertahun-tahun, petani tersebut menarik kembali ceritanya mengaku bahwa ia telah mengukir sendiri semua 15.000 buah batu tersebut. Batu-batu tersebut dianggap suatu penipuan, dan pemerintah menganggap masalah yang memalukan tersebut telah ditutup. Kehidupan di Ica kembali berjalan normal, atau demikianlah kisah tersebut berjalan. Apakah ini bagian dari upaya merahasiakan hal yang berkaitan dengan alien? Cover-up?
Telah ditunjukkan bahwa “pengetahuan teknis yang tinggi” dari tempat-tempat kejadian, tidak memungkinkan untuk seseorang dengan “sedikit atau tidak memiliki pendidikan sama sekali”, dan tanpa pengertian yang dalam mengenai pengetahuan ilmiah yang rumit, dapat menggambar batu-batu tersebut dengan demikian akurat. Sebenarnya, telah diperhatikan, petani tersebut akan harus memahat satu batu setiap hari selama lebih dari 40 tahun untuk menghasilkan keseluruhan kumpulan tersebut!
Batu-batu tersebut terbentuk dari andesit, batuan sungai local, dilapisi oleh lapisan yang disebabkan oksidasi alami. Laboratorium-laboratorium di Jerman telah mengesahkan bahwa goresan-goresan yang membentuk pahatan-pahatan tersebut adalah benar-benar kuno. Penemuan-penemuan fosil di daerah sekitar menandakan bahwa daerah tersebut penuh dengan pecahan-pecahan tulang berusia jutaan tahun.
Cabrera berteori bahwa manusia Gliptolithic memiliki pengetahuan teknis yang canggih mengenai prosedur medis dan telah menemukan suatu cara untuk mengatasi penolakan organ-organ tubuh yang baru sekarang digunakan oleh ilmu medis modern. Serangkaian pahatan memperlihatkan pengisolasian dan pengambilan materi sel dalam plasenta wanita hamil untuk pengenalan kembali ke dalam tubuh pasien transplantasi demi menghilangkan kemungkinan penolakan. Sistem-sistem pendukung kehidupan buatan ditampilkan menggunakan energi yang tidak dikenal yang sepertinya dibawa-bawa selama operasi itu sendiri. Ada pengerjaan kode-kode genetik, dan perpanjangan kehidupan. Pembuluh-pembuluh darah terlihat disambungkan kembali melalui selang-selang penghisapan kembali menggunakan regenerasi alami sel. Ada penggambaran operasi Caesar dengan akupunktur sebagai bentuk anestasi.
Dalam rangkaian lain, empat buah batu memperlihatkan belahan Bumi yang mengacu pada keberadaan benua yang tidak diketahui keberadaannya yang sampai hari ini masih menjadi sebagian mitos kita bersama. Mendukung teori purbakala mengenai benua tersebut, peneliti dan penulis, James Churchward, menemukan sebuah kepingan sakral berukir milik orang-orang Tibet yang memperlihatkan dua benua yang tidak dikenal di kedua sisinya yang sekarang dikenal sebagai Amerika. Plato mengatakan bahwa benua yang hilang tersebut adalah Atlantis, seperti yang juga dikatakan catatan-catatan kuno dari Timur.
Penjelajah William Niven, menemukan sebuah petrogliph di Yucatan yang menggambarkan suatu konfigurasi daratan luas yang tidak dapat dijelaskan baik di Samudera Atlantik, maupun Pasifik, dikira adalah Atlantis dan Mu. Hanya pada akhir-akhir ini para ilmuwan menyetujui teori pergeseran benua di mana Amerika, Asia, dan Afrika diartikan sama sekali berbeda daripada hari ini. Dengan bantuan para geologis, Cabrera telah memastikan bahwa daratan yang luas itu memang akurat untuk Bumi karena daratan luas tersebut secara geologi terbentuk jutaan tahun yang lalu.
Cabrera meyakini bahwa orang-orang Gliptolithic mengetahui mengenai keberadaan kehidupan di bintang-bintang yang jauh dan memiliki peralatan teknis untuk perjalanan ruang angkasa tanpa penggunaan konsumsi bahan bakar seperti yang kita ketahui. Beberapa batu menunjukkan pahatan yang menggambarkan daratan-daratan di Nazca yang diinterpretasikan oleh Cabrera sebagai “pusat peluncuran pesawat-pesawat ruang angkasa” purbakala berdasarkan pada digunakannya energi elektromagnetik untuk dorongan bagi kendaraan-kendaraan untuk melakukan perjalanan ruang angkasa.
Ia menunjukkan bahwa bumi pada saat itu sangat berbeda dari bumi yang sekarang, dengan 80% daratan luas, dan sangat sedikit air. Situasi planet memburuk karena kenaikan tingkat pemanasan di lapisan atmosfer, dan dari kenyataan bahwa energi matahari tidak dapat melepaskan diri dari kabut asap yang menghalangi radiasi yang menuju ke luar. Orang-orang Gliptolithic berusaha untuk memanipulasi lingkaran biologi alami tetapi pada akhirnya perubahan yang tiba-tiba pada lapisan luar bumi tersebut menimbulkan pergeseran tektonik, banjir besar, dan pergerakan benua-benua.
Saat peradaban purba bersiap-siap untuk meninggalkan Bumi sebagai tempat tujuan mereka mereka memilih sebuah planet dalam sebuah sistem yang termasuk pada kelompok bintang Pleiades yang mereka ketahui dengan baik, planet tersebut adalah tempat asal mereka yang sebenarnya. Sebuah batu besar dalam perpustakaan Cabrera menunjukkan belahan planet tersebut memiliki kehidupan yang cerdas dan kemampuan melakukan perjalanan ruang angkasa.
Satu batu yang tidak biasa menggambarkan seorang pria memandang langit melalui sebuah teleskop memproyeksikan “energi kognitif” ke dalam alam semesta untuk menangkap energi dalam jumlah besar, dilambangkan dengan diagram dan pyramid. Energi ini digunakan untuk penyimpanan, akumulasi, dan penyebaran suatu “kekuatan” yang tidak dikenal yang bisa dilepaskan ke luar ke dalam alam semesta untuk mempengaruhi peristiwa-peristiwa di angkasa.
Batu besar tersebut diukir di empat bagian menggambarkan suatu urutan proporsi di antara bintang-bintang – Sebuah komet yang fantastic mengikuti sebuah lintasan yang tidak lazim (yang menimbulkan gangguan-gangguan malapetaka), sebuah gerhana matahari cincin, planet Jupiter, Venus, Kepala Kuda Nebula, dan tigabelas susunan bintang termasuk Pleiades. Cabrera meyakini bahwa energi yang dikeluarkan komet tersebut digunakan untuk “menumpang” melalui pesawat mereka menuju tanah kelahiran mereka, yang berada dalam lintasan komet tersebut.
Di tahun 1973 komet Kohoutek dilaporkan berada di langit kita, ilmu pengetahuan melaporkan bahwa komet tersebut merupakan suatu peristiwa yang tidak akan pernah terlihat lagi, “Sebuah komet dengan lintasan yang tidak lazim, yang akan terlihat selama gerhana matahari di mana planet Venus dan Jupiter akan terlihat secara jelas di siang hari.” Cabrera mengasumsikan bahwa Kohoutek mungkin adalah komet yang sama dengan milik orang Gliptolithic.
Pemberangkatan dari Bumi bertempat di pusat peluncuran pesawat ruang angkasa Nazca, papan tulis purbakala yang dikenal sebagai padang rumput. Daerah ini, penuh dengan ratusan garis yang mengingatkan pada lintasan, hanya bisa dikenali dari udara. Menurut Cabrera, garis-garis tersebut merupakan suatu perwakilan dari matriks energi dan medan listrik yang ditunjukkan secara simbolik pada dataran tersebut, sangat mirip dengan crop cirle yang ada sekarang. Seluruh daerah teresbut terdiri dari kandungan bijih besi yang sangat banyak yang mengkonsentrasikan medan elektromagnetik dengan kekuatan yang luar biasa.
Doktor tersebut meyakini bahwa padang rumput tersebut direkayasa sebagai sebuah penyimpangan medan magnet. Sebuah fenomena dengan apa sebuah objek bergerak dengan muatan listrik akan melambung-lambung di permukaan dengan muatan listrik yang sama. Medan yang menyebar ke seluruh bagian padang rumput tersebut dirancang untuk membelokkan pesawat yang menuju ke luar angkasa. Sebuah glyph pada khususnya menyerupai sebuah solenoid yang bertujuan, doctor itu yakin, untuk meningkatkan kekuatan arus listrik yang menimbulkan efek “ledakan” yang kuat.
Cabrera mengasumsikan bahwa garis-garis di Padang Rumput tersebut pada awalnya dibuat di lapisan sub-permukaan yang lebih rendah di bawah permukaan yang sekarang, apa yang kita lihat hari ini sebenarnya merupakan suatu “efek bayangan” dari pola yang sebenarnya. Ia berteori bahwa simbol-simbol di padang rumput tersebut secara magnetis dicapkan ke permukaan yang menimbulkan suatu gaya yang dapat menghindarkan dan melindungi mereka dari bencana alam. Teka-teki magnetic ini akan terus berfungsi untuk selamanya menarik berbagai macam materi logam permukaan ke dalam rancangan tersebut, menjadikan lapisan permukaan sebagai suatu bayangan dari lapisannya sendiri yang sebelumnya. Sejumlah lempengan pada Batu-batu Ica menunjukkan pesawat-pesawat yang tergantung dalam penampang elektromagnetik yang medan energinya dikendalikan oleh baik permukaan planeti tu sendiri, dan juga pesawat tersebut!